Salam
Pramuka!!!
Hai kakak
kakak pada episode kali ini kita akan membahas sejarah atau biografi singkat
bapak pandu dunia atau bapak pramuka dunia yaitu kak Baden Powell atau kak BP.
Sejarah
Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of the World)
tidak bisa dipisahkan dari sejarah kepramukaan di dunia dan di Indonesia.
Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord Robert
Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian berkembang
dan diadaptasi sebagaisistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.
Robert
Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron
Baden Powell
I yang kemudian terkenal sebagai Baden
Powell, BP,
atau Lord Baden Powell, lahir di Paddington, London pada 22 Februari 185.
Nama kecilnya Robert Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama
keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen
Geometri di Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama
ibunya, Henrietta Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden Powell) meninggal
dunia saat Stephenson masih berusia 3 tahun.
Karena
ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson mendapatkan
pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-kakaknya. Peran ibu bagi
Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung oleh beliau dengan
kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”
Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.
Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.
Setamat
sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden
Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah
dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering
ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India
(1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V
(1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf
di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896,
memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).
Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:
Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:
1. Saat menjadi
pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak kuda
yang hilang di puncak gunung serta melatih panca indera kepada Kimball
O’Hara.
2. Bersama The
Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika
Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer selama 127 hari dalam kondisi
kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan
pembawa pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
3. Mengadakan
latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja Dinizulu di
Afrika Selatan.
Berbagai
pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to Scouting' pada tahun
1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi tentara muda Inggris dalam
melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual laris di Inggris.
Bahkan tidak hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan juga oleh
para guru dan organisasi pemuda.